Saturday, December 16, 2006

Kesadaran Berbahasa Indonesia

Banyak cara orang mengekspresikan pemikiran, ide, kenangan, keinginan, dsb melalui media tulisan. Beragam pula bahasa orang dalam merangkai kata-kata dalam sebuah tulisannya, tergantung dari kebiasaan dan kenyamanannya dalam menulis. Ada kalanya semua tulisannya ditulis dalam bahasa ibunya, misalnya saja bahasa Indonesia, dan ada juga yang ditulis dalam bahasa Inggris, atau pun merupakan campuran dari dua atau lebih bahasa. Aku menghargai sekali kebebasan orang dalam mengekspresikan idenya dalam tulisan.

Aku sendiri merasa sangat nyaman ketika menulis dalam bahasa Indonesia, bahasa ibuku. Kalaulah bisa, aku ingin sekali semua kata-kata dalam tulisanku benar-benar asli bahasa Indonesa, bukan dicampur dengan bahasa asing. Ketika suatu kali menulis "You know what i mean" yang artinya "kamu tahu apa yang saya maksud", alangkah senangnya ketika mengetahui bahwa akhirnya aku menulis "kamu tahu apa sebenarnya yang aku maksud".

Aku merasa kembali ke rumah sendiri, merasa punya kebanggaan sendiri terhadap bahasa Indonesia. Bukan karena sejak kecil di sekolah aku terbiasa menulis dalam bahasa Indonesia, tapi ternyata bahasa Indonesia yang kupergunakan sehari-hari dapat juga kutuangkan dalam sebuah tulisan di media. Dan kusadari bahwa ternyata bahasa Indonesia cukup untuk menjelaskan ide, pemikiran, nostalgia, kenangan, dll yang ada di benakku.

Ternyata kunikmati petuah orang tua dulu mengenai segala sesuatu mestilah diletakkan pada tempatnya dengan baik dan benar. Jika menulis dalam bahasa Indonesia, cobalah untuk menulis dalam bahasa Indonesia secara baik dan benar pula. Jika menulis dalam bahasa Inggris, tulislah dengan baik dan benar pula. Itulah yang disebut totalitas !

Wednesday, November 22, 2006

Eagle Award

Eagle Award, salah satu acara yang aku sukai ditengah acara-acara televisi yang sekarang sudah dipenuhi oleh sinetron 'ala dunia lain'. Eagle Award, sebuah acara penghargaan terhadap video dokumentasi mengenai perjuangan dan kerja keras sebagian anak bangsa negeri ini. Mereka berjuang untuk sebuah idealisme, kegigihan bersikap, dan ketahanan mental. Mereka bukanlah selebriti yang sering tampil di televisi, berlenggang lenggok, memamerkan senyum simpul ataupun tawa terbahak akibat gosip.

Sungguh salut melihat ketahanan dan idealisme mereka dalam menjalani kehidupan. Lihatlah misalnya video 'Suster Apung' yang terpilih sebagai dokumentasi terbaik Eagle Award tahun 2006. Ibu Rabiah (48 tahun), seorang perawat yang bekerja untuk penduduk di pulau2 d laut Flores, Sulawesi Selatan semenjak 1978 (selama 28 tahun).

Aku mengacungkan jempol buat stasiun TV yang punya ide kreatif dalam hal penghargaan ini. Hal-hal seperti inilah yang selayaknya patut diketahui oleh generasi muda kita sekarang ini. Betapa anak-anak muda kita terbuai dengan trik-trik perselingkuhan di sinetron, kriminalitas, kisi-kisi seks bebas, dan metafora alam gaib yang digembar-gemborkan oleh media, padahal hampir tak satupun yang menyentuh dan menampilkan kehidupan asli masyarakat Indonesia. Sungguh satu ide yang kreatif dan mendidik.

Tuesday, March 14, 2006

Pamrih dan Ikhlas

"Kalau bukan karena orang itu, mungkin dia nggak akan dapat kerja"
"Kalau bukan karena ditampung oleh keluarga kami, entah bisa apa dia sekarang "
"Kalau bukan karena orang itu, mungkin dia akan bunuh diri"
"Dasar tuh anak, nggak tau berbalas budi, dulu gua yang minjamin uang buat kuliahnya, tapi sekarang dia nggak ngasih apa-apa"
"Kalau bukan karena peristiwa itu, dia nggak akan sengsara seperti sekarang ini"

Sekali-kali kita pernah merasa bahwa kalau lah bukan karena bantuan kita, maka orang tertentu (keluarga, teman, sahabat, dll) pasti tidak akan sebahagia sekarang. Atau kita sendiri sering bilang kalau bukanlah karena perbuatan seseorang, maka orang lain tidaklah akan mengalami nasib seperti sekarang ini. Lalu mungkin kita akan menyatakan sebuah pertanyaan yang nadanya menghakimi.. "Nyesal gua nolongin dia dulu, coba kalau gua tau begini", atau begini "coba kalau tidak ada orang itu, pasti dia nggak akan seperti sekarang ini" atau "apa gua bilang kan, gara-gara dia nggak mengikuti nasehat gua, begini jadinya"

Astaghrirullah, sadarkan kita kalau kita baru saja menyatakan bahwa kita menganggap sebuah peristiwa terjadi cuma karena seseorang, cuma karena satu peristiwa, begitu banggakah kita dengan pertolongan kita terhadap orang lain sehingga menyebut-nyebutnya.? Sadarkah kita bahwa Allah Maha Berkehendak, terlepas dari ada tidaknya kita sebagai perantara.??


Tidak ada sesuatu di dunia ini yang kebetulan. Ketika seseorang dipertemukan dengan orang lain, ketika sebuah peristiwa terjadi, ketika pertemuan terjadi, ketika perpisahan terjadi, maka itu bukan karena kita yang menginginkannya, tapi yang Maha Berkehendak yang menginginkannya terjadi.

Sehingga manusia mestinya tidak ada pamrih dalam melakukan sesuatu terhadap orang lain, karena semua yang terjadi bukanlah dia yang menjadi penyebabnya, lha wong bukan dia penyebabnya., apa haknya menuntut pamrih. Yang ada itu adalah usaha dalam melakukan sesuatu. Hasil adalah penghargaan yang Maha Berkehendak terhadap apa yang kita usahakan. Itulah yang mestinya ada didalam hati setiap manusia, ikhlas tanpa pamrih.

Ketika orang yang ditolong memberikan balasan baik pula, maka terimalah balasan itu sebagai hak mereka untuk membalasnya, bukan kewajiban mereka untuk membalas. Maka sangat sungguh kecewa orang-orang yang berbuat sesuatu dengan tujuan pamrih. .

Jadi mestinya tidak ada yang patut terlalu digembirakan dan patut untuk terlalu disedihkan ketika sebuah peristiwa terjadi. Dan mestinya juga manusia tidak menganggap karena orang lain lah penyebab sesuatu terjadi. Nonsense..

Thursday, February 09, 2006

Kesabaran

Suatu hari, seorang anak bertanya kepada ibunya.

"Bu., apa sebenarnya yang diperlukan dalam hidup ini ?"

Ibunya menjawab

"Kesabaran nak., engkau cuma perlu kesabaran, lihatlah bapak tua yang sedang melukis itu., betapa sabarnya ia menyelesaikan lukisannya. Dulu orang-orang mencemoohnya ketika ia baru memulai lukisannya, sekarang setelah begitu sabarnya dia melukis, maka lihatlah bagaimana bagusnya lukisannya dan banyaknya orang-orang yang memuji lukisannya"

"O begitu ya bu " ujar si anak.
"Iya nak" sahut ibunya sambil memberikan sebuah es krim sebagai rasa sayangnya kepada anaknya dan mengelus kepala anaknya.

Si anak dengan riang gembira berlari-lari kecil sambil memegangi es krim pemberian ibunya itu.

Tetapi baru 5 kali jilatan es krim, datanglah beberapa orang anak berandalan yang mengepungnya, meninjunya, dan mengambil es krim yang dipegangnya.. Setelah itu mereka tertawa-tawa mengejek si anak ini yang tidak bisa melawan. Si anak cuma bisa terdiam mengeluh sakit di kepalanya, entah bagaimana pula perasaannya waktu itu.

sambil memegangi kepalanya yang sakit, si anak berpikir
"apakah cukup cuma kesabaran yang kupunyai ??"

Lalu sambil menangis, si anak pergi kepada ibunya dan bertanya
"Bu., apakah cukup kesabaran saja yang aku punya ."

Ibunya berpikir sebentar dan menjawab
"Sebenarnya tidak nak., akan tetapi cuma kesabaran yang bisa ibu berikan kepadamu., jadi tetaplah bersabar terhadap apa yang tidak engkau miliki., semoga Allah mencukupimu dengan kesabaranmu"

"Terima kasih bu.." ujar si anak yang kembali tersenyum mendapatkan es krim kedua pemberian ibunya.

Monday, February 06, 2006

Nostalgia

Nostalgia merupakan kenangan yang dibangkitkan oleh karena kejadian di masa kini yang membuat otak kita mengasosiasikannya dengan kejadian di masa lalu.

Ketika kita melayangkan pikiran kembali ke masa lalu., mengingat sesuatu kejadian di masa lalu, otak kita bereaksi memperkuat apa kenangan terhadap masa lalu itu. Tidak peduli sebenarnya dengan masa lalu yang bahagia ataupun menyedihkan. Tapi tentunya kita akan lebih banyak memilih untuk mengingat masa lalu bahagia kan., dengan harapan akan mengalami masa-masa bahagia itu lagi pada masa sekarang.

Ada teori yang mengatakan bahwa ingatan yang paling melekat di otak kita adalah ingatan masa lalu kita diwaktu kita kecil, dengan alasan bahwa di masa kecil otak paling cepat berkembang dan berfungsi menyerap informasi-informasi dasar untuk tahapan kehidupan selanjutnya.

Ingatan masa kecil itu dinyatakan sangat bisa mempengaruhi kehidupan manusia di masa muda, dewasa, dan tua nya, sehingga kebanyakan perilaku, sikap, karakter seseorang dapat dirunut penyebabnya dari kenangan-kenangan dia di waktu kecil.

Maka, sebenarnya tidaklah heran kalau kita menemukan peristiwa yang bagi orang lain 'aneh', misalnya seorang kakek pendiam yang menjadi perilaku sodomi anak., seorang preman yang nangis ketika mendengar ceramah, ataupun seorang pemuda baik-baik yang terjebak narkoba, dll. Umumnya ingatan bahagia di masa kecil akan menimbulkan sikap yang baik di masa selanjutnya, dan begitu sebaliknya.

Kenangan masa kecil tidak akan pernah pupus dari ingatan seseorang., dan mungkin kalau tidak terjawab., maka akan menjadi pencarian berkepanjangan yang tidak terpuaskan.
free counter